Kamis, 09 September 2010

Pertentangan kata Allah

Terpujilah  Tuhan Yeshua Kristus  yang oleh kasih dan karuniaNya, Ia yang telah mengaruniakan Roh-Nya kepada umat-Nya untuk memimpin mereka dan mengajarkan segala sesuatu serta yang memberikan nasihat supaya umat-Nya dapat memahami dan mempersiapkan dirinya menjadi mempelai yang dikehendaki Allah.

Berbagai macam makanan.

Pada hari minggu tanggal 28 September 2008 sebelum saya berangkat menuju ke pertemuan di Kingdom Light Conggregation (KLC) di Matraman, semacam pertemuan ibadah bagi para pengikut Apollo C Quiboloy, selama diperjalanan Roh mengajarkan saya mengenai perumpamaan sebagai berikut:

Di dalam dunia ini terdapat berbagai macam makanan yang memiliki kenikmatannya sendiri-sendiri menurut lokasi atau geografi dari tempat orang tersebut berada, seperti misalnya:  untuk orang Sunda atau Jawa barat mereka sangat menyukai makanan lalap-lalapan dengan sambal, sayur asem dan ikan asin,  untuk orang Bali  mereka senang makan ayam betutu ataupun sop ikan mak Beng (di Sanur, Denpasar), untuk  orang Maluku mereka senang makan pepeda dengan kuah ikan dan colo-colo, untuk orang Italy mereka gemar menyantap pasta, pizza, dan Resoto, sedangkan untuk orang-orang lainnya mereka menyukai steak dan salad.

Setiap makanan tersebut memiliki rasa dan kenikmatan yang berbeda-beda tetapi dibuat dari bahan dasar yang tersedia di dalam dunia ini, yaitu bahan-bahan yang disediakan oleh Allah, Bapa. 

Kenikmatan dari masing-masing makanan hanya dapat di rasakan oleh setiap orang yang dapat menerima berbagai macam perbedaan tersebut tanpa memandang bulu dari mana asal makanan tersebut.  Karena Allah, Bapa memberikan  hikmat dan pengertian untuk mengolah berbagai bahan dasar yang sama yang DIA sediakan bagi manusia sesuai dengan selera masing-masing berdasarkan letak geografi dan budaya masyarakat tersebut.

Ada tertulis didalam alkitab:

Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.” (TIT 1;15)

Demikianlah yang dikatakan Roh Kudus kepada saya, setiap orang menerima pewahyuan yang berbeda-beda dan mereka menerima pewahyuan yang datang dari satu Roh, yaitu Roh Kebenaran yang diberikan Allah, Bapa sebagai pengajar segala sesuatu dan mewahyukan tentang masa yang akan datang yang direncanakan Allah, Bapa di dalam nama-NYA, yaitu Yeshua Kristus.

Pewahyuan setiap orang berbeda-beda tergantung dari lokasi geografi dan budaya dari masyarakat tersebut.  Oleh karena Allah, Bapa berbicara kepada setiap manusia berdasarkan bahasa dan budaya didalam masayarakat tersebut, sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat tersebut secara sempurna.

Sedangkan setiap orang yang tidak dapat menikmati makanan daerah lain, oleh karena sugesti ataupun pemahamannya sendiri dengan mempertahankan budaya-nya.  Sama seperti setiap orang yang tidak dapat menerima kata Allah sebagai sebutan terhadap Roh yang tidak kelihatan tersebut.  Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat menerima pewahyuan yang diberikan oleh Roh kepada masyarakat lain dan memahami tentang kebenaran yang didapat dari wahyu atau berita yang disampaikan oleh Roh kepada berbagai masyarakat yang ada di dunia ini. Dengan kata lain mereka tidak dapat menerima perbedaan tampilan dan cita-rasanya, padahal makanan tersebut dapat dinikmati dan memiliki kenikmatannya sendiri.  

Apakah penyebab orang tidak dapat menerima berita ataupun wahyu yang telah diterima oleh masyarakat lain, adalah oleh karena mereka tidak memiliki kasih didalam hatinya, sehingga mereka tidak percaya, dan tidak mengharapkan segala sesuatu (1 KOR 13: 7).

Sesungguhnya setiap orang yang telah lahir baru, yaitu mereka yang menerima Roh Kudus atau Roh Kebenaran didalam dirinya, akan segera tahu dari mana asal berita atau wahyu yang diterima oleh seseorang. Sehingga oleh Roh tersebut memimpin dia  untuk menerima berita dan wahyu dari orang tersebut  didalam kasih.  Demikianlah setiap orang nyata memiliki kasih didalam hatinya oleh karena Roh Kebenaran tinggal didalam dia dan memimpinnya dalam segenap hidupnya.

Setiap berita ataupun pewahyuan menyempurnakan pekerjaan Roh didalam dunia ini bagi seluruh anggota Kerajaan Sorga yang ada di dunia ini.  Oleh sebab itu bersuka-citalah oleh setiap pemberitaan yang disampaikan Roh melalui berbagai-bagai tubuh manusia.  Oleh Roh yang tinggal didalam diri anda sekalianlah berita ataupun wahyu tersebut dapat dicerna, sehingga pikiran anda akan menerimanya sesuai yang diajarkan Roh, bukan oleh pikiran ataupun dokrin-dokrin yang ada secara langsung. Tetapi bagi mereka yang telah menerima pikiran Kristus, segala berita dan wahyu tersebut akan dengan sangat mudah diterjemahkan dan diterimanya.  Karena Roh Kebenaran yang diberikan Allah, Bapa adalah satu, walaupun terdiri dari banyak Roh. 

Apabila anda belum menerima Roh Kebenaran, janganlah anda menghakimi, karena apa yang anda pakai ukuruan itulah yang akan dipakai untuk menghakimi anda.  Tetapi setiap orang yang menerima Roh Kebenaran akan menghakimi bersama ‘Firman Allah’ dalam kemuliaanNYA yang gilang-gemilang. 

Roh Kebenaran adalah seorang Penolong yang mengajarkan segala sesuatu dan menuntun orang untuk hidup didalam kasih. Karena Roh Kebenaran adalah kasih.   Ia memimpin orang-orang pilihanNYA untuk masuk dalam rencana Allah, Bapa yang telah disediakanNYA sejak dahulu kala.


Banyak orang yang menggunakan alkitab sekarang menyalahkan penggunaan kata Allah didalam alkitab yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.  Dan dalam tulisan ini saya memberitakan apa yang diajarkan Roh kepada saya mengenai hal tersebut:

Kepada mereka yang tidak dapat menerima kata Allah didalam alkitab, sesungguhnya mereka tidak perlu menggunakan alkitab sebagai kitab suci mereka. Sebab jika kata Allah dianggap haram, maka seluruh isi dari alkitab tersebut tidak dapat dipercaya, karena akan tidak dapat memahami segala tulisan yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia tersebut.  Sebaiknya mereka menggunakan ‘Holy bible’ yang berbahasa Inggris atau bahasa lainnya.

Tetapi janganlah memperdebatkannya, sehingga dunia ini, yaitu para balatentara iblis menertawakan mereka yang menggunakan alkitab sebagai kitab sucinya.  Ini adalah suatu kebodohan yang diciptakan oleh karena tidak memiliki kasih didalam hati orang yang memperdebatkannya.

Tidakkah anda membaca disetiap alkitab ada tertulis ‘Pengutipan/penggandaan ayat-ayat dalam Alkitab ini, dengan cara apapun, harus memperoleh izin tertulis dari Lembaga Alkitab Indonesia’. Dan tertulis ‘Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang’.  Kalau memang didalamnya bertentangan dengan hati nurani anda, sebaiknya jangan digunakan.  Karena orang-orang kudus zaman dahulu juga berjalan bukan berdasarkan kitab suci, tetapi oleh Roh yang mereka terima, dan mereka menyelidiki Roh tersebut dan menuliskannya.  Kitab suci digunakan hanya sebagai referensi dan manifestasi pemahamannya, tetapi Roh yang mereka terima, yang mereka selidiki.  Sama seperti simeon, yang mengetahui Yeshua sebelum Ia dapat berbicara dan mengajar. Siapakah yang menyatakan Yeshua kepada simeon ?  dikatakan dalam alkitab adalah Roh Kudus (LUK 2: 25-27).   Adakah simeon memperdebatkan kitab suci mengenai Yeshua sebagai Mesias ? tidak, tetapi oleh pernyataan Roh, ia dapat mengetahuinya dan menerimanya dengan suka-cita.

Apakah karena mereka menggunakan kata Allah didalam alkitab mengakibatkan mereka tidak diselamatkan atau tidak memahami kehendak DIA yang mengaruniakan Roh Kebenaran kepada mereka ?  sekali-kali tidak, oleh karena kasih yang ada didalam diri mereka yang dipimpin oleh Roh Kebenaran itulah yang menterjemahkannya secara sempurna.  Dia nyata didalam hidup mereka, sehingga apakah kata Allah ataupun God, ataupun Elohi/Elahi, bagi mereka adalah Roh-Roh yang berkuasa dan memerintah didalam hidup mereka, yang menuntun banyak orang kejalan keselamatan (ZAK 12:8; MAT 1:21, 23).

Kata Allah digunakan oleh orang yang berbahasa Indonesia, tetapi Elohim untuk mereka yang menggunakan bahasa Ibrani, dan God untuk mereka yang berbahasa Inggris.  Bukankah hal tersebut menyatakan bahwa setiap bahasa memiliki kata yang berbeda-beda tetapi memiliki satu arti yang sama untuk menyatakan Roh-Roh yang berkuasa dan memerintah alam semesta. Setiap orang harus dapat mengerti bahwa, didalam Roh yang diberikan kepada setiap orang didunia ini menurut bahasa dan dialeg masing-masing.

Roh menyelidiki setiap hati, DIA tidak dibatasi oleh bahasa, dan dialeg.  Kitab suci merupakan manifestasi dari orang-orang yang menerima Roh Kebenaran didalam dirinya untuk dapat memberikan pengajaran kepada setiap orang yang membacanya, tetapi Roh-NYA yang akan mengajar segala sesuatu kepada pembacanya.

Sehingga setiap orang yang membaca alkitab adalah orang-orang yang menerima pengajaran melalui penglihatannya dengan membaca, tetapi oleh Roh didalam dirinya ia mendengar juga apa yang diajarkan mengenai apa yang dia baca.  Dengan mata kita membaca firman Tuhan, dan dengan Roh kita mendengar apa yang diajarkanNYA.  Semuanya itu untuk memperoleh nasihat, pengenalan, pengertian, dan takut akan TUHAN didalam diri orang tersebut.

Kata Allah yang ada di alkitab tidak dapat disamakan dengan kata Allah yang dipergunakan oleh orang-orang muslim, karena pengertiannya sangatlah berbeda.  Bagi mereka yang menggunakan kata Allah didalam alkitab, itu dapat disamakan dengan kata God didalam ‘Holy Bible’, tetapi tidak demikian dengan orang-orang muslim.  Didalam alkitab kata Allah adalah Roh-Roh pemerintahan yang berkuasa atas alam semesta bukan nama. Sama seperti pemerintahan Indonesia, kata pemerintahan bukanlah nama, tetapi Indonesia adalah nama dari pemerintahan tersebut, yaitu kumpulan dari orang-orang yang bersatu didalam satu nama, yaitu Indonesia, yang mengatur masyarakat tersebut dengan wilayah hukum dan peraturannya sendiri.

Apakah mereka yang menggunakan alkitab tersesat oleh karena kata Allah ? sekali-kali tidak, apabila mereka menerima Roh Kebenaran didalam diri mereka. Karena oleh Roh Kebenaran mereka dimateraikan sebagai anak-anakNya yang hidup didalam firman-NYA. Alkitab digunakan sebagai referensi kitab suci, yang mempermudah pengajaran oleh Roh Kebenaran didalam orang tersebut.  Orang benar hidup bukan oleh karena menyelidiki kitab suci, tetapi oleh iman didalam Roh yang diberikan kepada mereka yang berkenan kepadaNYA.

Dan ini adalah suatu perumpamaan:

Seperti 3 orang anak yang berdiri memperdebatkan hal tempat duduk, yang seorang mengatakan bahwa  benda yang ada dihadapannya adalah ‘bangku’ karena demikianlah orang tuanya mengajari dia, yang lain mengatakannya benda itu adalah ‘kursi’ sesuai yang diajarkan orang tuanya, sedangkan yang seorang lain lagi mengatakan bukan itu adalah ‘chair’.  Dan mereka bertiga mempermasalahkan istilah benda yang ada dihadapan mereka dengan membawa argument mereka masing-masing, tetapi mereka tidak juga menggunakan benda itu untuk diduduki, tetapi sibuk dengan perdebatan mereka yang seru dan saling mengejek satu dengan yang lainnya, sehingga mempermalukan diri mereka sendiri.

Tetapi bagi orang dewasa yang mengetahui segala sesuatu, hal itu akan dianggap sebagai kurangnya pengenalan, dan pengetahuan dari ketiga orang anak tersebut, bahwa yang utama adalah menggunakan tempat duduk itu untuk beristirahat.

Demikianlah, banyak istilah kata Allahy yang digunakan didalam dunia ini, tetapi yang utama terimalah semuanya itu didalam kasih oleh Roh yang memimpin dalam segala kebenaran.

Satu hal yang utama yang harus dipahami adalah kata Allah yang digunakan bukanlah nama dari Roh-Roh yang berkuasa dan memerintah alam semesta, tetapi sebagai kata yang mendefinisikan Roh-Roh tersebut. Sedangkan nama dari Roh-Roh yang berkuasa dan memerintah alam semesta adalah Yeshua.

Kata Allah sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu: Al-ilah, dan bagi orang-orang Arab, kata Allah  merupakan nama dewa atau tuhan mereka.  Sehingga setiap orang Islam yang pemahaman dan dokrinnya berasal dari tanah orang Arab, menyatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah.     Sehingga pemahaman kata Allah adalah nama Tuhan atau dewa yang berkuasa, atau si Penguasa  dan bukan sebagai kata yang hanya mendefinisikan Roh.  Dan sifatnya sangat abstract, sesuai penafsiran masing-masing orang.

Setiap orang yang menerima Yeshua mengetahui bahwa nama Allah adalah Yeshua. Dan telah dinyatakannya sebagai nama Allah yang diberikan kepada Yeshua Kristus. Sehingga Allah tidak lagi menjadi individu yang sangat abstract tetapi yang dapat dikenali dan diidentifikasi oleh manusia dan alam semesta, karena Dia telah mendeklarasikan nama-Nya. Seperti yang ada tertulis didalam alkitab:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yeshua Kristus yang telah Engkau utus.” (YOH 17:3)

Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia.  Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu” (YOH 17:6).

Dan Aku tidak ada lagi didalam dunia, tetapi mereka masih ada didalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu, Ya, Bapa yang kudus, Peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”. (YOH 17: 11)


Yeshua adalah nama Bapa, Allah yang benar yang telah dinyatakan kepada manusia, supaya didalam nama Yeshua, setiap orang dipersatukan dengan Allah.  Kata Allah sendiri bukan nama tetapi sebutan terhadap Roh yang berkuasa dan memerintah alam semesta.

Sehingga setiap bahasa dan dialeg dapat merubah istilah atau sebutan untuk Allah sesuai pemahaman dan kebiasaan dari orang-orang tersebut.  Nama Yeshua adalah pemberian dari Allah sendiri sebagai pernyataan atau deklarasi tentang identitas diri-Nya. 

Oleh sebab nama Yeshua banyak orang yang tersandung, karena Dia telah menjadi manusia dan mendeklarasikan nama diri-Nya kepada manusia ciptaan-Nya dengan nama Yeshua sebagai nama Allah yang benar, yang telah mengutus-Nya.  Setiap orang yang menerima dan percaya nama Yeshua adalah nama Allah  yang mengutus Yeshua Kristus, merupakan orang-orang yang memperoleh hidup yang kekal. 

Ada banyak orang yang tidak dapat menerima bahwa Yeshua adalah Allah  karena mereka memisahkan antara nama Yeshua yang dideklarasikan oleh Yeshua Kristus sebagai nama Bapa-Nya dengan diri-Nya.  Mereka memisahkan antara Yeshua Kristus  dengan Allah, Bapa-Nya. 

Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”. (YOH 1:1) 

Jadi apakah perlu kita mempersoalkan kata Allah yang digunakan oleh orang-orang berbahasa Indonesia ? sama sekali tidak, selama memahami bahwa kata Allah bukanlah nama yang dideklarasikan oleh Yeshua Kristus, tetapi hanyalah sebutan terhadap Roh.

Kiranya setiap orang yang membaca dapat memahaminya dengan hati yang terbuka, dan tidak menjadikan kata Allah menjadi penghalang dalam memahami Yeshua Kristus yang telah diutus untuk menyatakan atau mendeklarasikan nama Sang Penguasa dan Sang Pencipta segala sesuatu.